Teknologi
Pembangkit Listrik Dari Mikroba
“Geobacter” Mikroba Penghasil Listrik
Semakin menipisnya cadangan energi
yang tak terbaharukan untuk pembangkit energi listrik, membuat para peneliti
bekerja keras menemukan alternatif pengganti yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat akan energi listrik. Salah satu yang sedang dicoba oleh tim peneliti
dari NASA adalah teknologi pembangkit listrik dari mikroba.
Walaupun gagasan ini belum
sepenuhnya berhasil menggantikan sumber energy lain yang ada, namun penyempurnaan
terhadap hasil penelitian akan terus dilakukan, sehingga diharapkan akan
diperoleh hasil yang optimal. Pesawat luar angkasa dalam perjalanan ke Planet
Mars, diperkirakan memiliki kru yang terdiri atas enam orang. Keenam astronot
ini akan menghasilkan lebih dari enam ton limbah yang sebagian besar adalah
limbah padat yaitu tinja. Jumlah yang sangat besar tentunya. Lalu, apa yang
dapat dilakukan terhadap limbah ini? Sekarang, feses astronot dapat dikirim kembali ke Bumi. Tapi,
ke depannya ilmuwan di NASA akan berpikir untuk mendaur ulang, sebab limbah ini
adalahsumber daya yang diperlukan astornot. Salah satunya dapat dijadikan air minum murni, untuk
keperluan mereka di luar angkasa selama melakukan misinya. Juga dapat dijadikan pupuk.
Bahkan, dengan bantuan mikroba
tertentu yang unik dan spesifik, limbah ini dapat juga disulap menjadi listrik.
tertentu yang unik dan spesifik, limbah ini dapat juga disulap menjadi listrik.
“Geobacter metallireducens”
Seperti banyak jenis mikroba,
bakteri dari keluarga Geobacteraceae ini dapat memakan dan hidup dengan
mengurai material organik. Mikroba geobacter yang pertama ditemukan di tambang
batu bara di Sungai Potomac, Washington D.C. 1987. Bakteri ini bersifat
anaerob, yaitu hidup pada tempat yang tidak ada oksigen. Mereka juga mempunyai
kemampuan untuk berpindah, dengan cara menggerakkan elektron dalam metal.
Kemampuan ini menjadikan bakteri
geobacter, mampu menguraikan limbah sekaligus menghasilkan listrik.
geobacter, mampu menguraikan limbah sekaligus menghasilkan listrik.
Bakteri ini dikenal sebagai Geobacter metallireducens,
adalah mikroba pertama yang mampu mengoksidasi bahan organik menghasilkan karbon
dioksida. Geobacter metallireducens mendapat tenaganya dengan memanfaatkan
oksidadari besi, dengan cara yang sama seperti manusia menghirup oksigen.
Spesies Geobacter dapat digunakan mengatasi
pencemaran lingkungan. Misalnya, menguraikan tumpahan minyak di perairan
menjadi karbon dioksida yang tak berbahaya. Spesies Geobacter mengubah kondisi
lingkungan, dengan mempercepat laju degradasi kontaminan. Spesies Geobacter
juga memiliki kemampuan menyingkirkan kontaminan logam radioaktif dari
perairan.
Genom beberapa Sesies Geobacter sudah diurutkan dan sedang
dimasukkan ke dalam model komputer, yang bisa meramalkan metabolisme Geobacter
di bawah kondisi lingkungan berbeda. Pendekatan biologi sistem ini sangat mempercepat
proses bagaimana Spesies Geobacter berfungsi dan mengoptimasi proses
bioremediasi dan produksi energi listrik.
“Microbial fuel cell”
Menciptakan kondisi alami, memicu
peneliti menemukan suatu jenis bahan bakar baru, yaitu sel bahan bakar mikroba
(microbial fuel cell). Jenis bahan bakar baru ini sekarang sedang dikembangkan
tim riset NASA yang dipimpin Dr. Bruce Rittmann, soarang profesor pada
Northwestern University.
Semua jenis sel bahan bakar
menghasilkan listrik, dengan memproduksi dan mengendalikan suatu arus elektron.
Sel-sel konvensional, termasuk menggunakan pintalan dan dalam beberapa mobil
prototipe, memperoleh elektron dengan melepaskan atom hidrogen. Dalam melakukan
itu, sel-sel bahan bakar ini harus diberi persediaan hidrogen secara tetap.
Sel bahan bakar mikroba memperoleh elektron dari limbah
organik. Bakteri hidup dengan limbah sebagai bagian dari proses pencernaan
mereka. Geobacter, menurut peneliti NASA ini dapat `dibujuk` untuk menyampaikan
elektron secara langsung kepada elektroda sel bahan bakar ke dalam suatu sirkuit.
Ketika elektron dialirkan sepanjang sirkuit, mereka menghasilkan
listrik. Sel bahan-bakar mikroba ini telah dicoba di Pennsylvania University, untuk menghasilkan listrik pada saat proses memurnikan limbah cair domestik.
listrik. Sel bahan-bakar mikroba ini telah dicoba di Pennsylvania University, untuk menghasilkan listrik pada saat proses memurnikan limbah cair domestik.
Guna membuat gagasan ini menjadi bentuk yang praktis, Prof.
Rittmann berpikir harus mempunyai suatu bentuk yang efisien dan sangat ringkas.
Bahan bakar sel tidak bisa dibentuk dengan banyak ruang dengan ukuran yang luas.
Untuk kebutuhan ini, peneliti sedang mempertimbangkan suatu sel bahan bakar
serabut yang dikemas dengan ketat, masing-masing akan merupakan suat sel bahan
bakar dalam kemasan all in one.
Masing-masing serabut akan terdiri dari tiga lapisan,
seperti tiga untai jerami, satu di dalam serabut lainnya. Masing-masing lapisan
terdiri dari kutub positif (luar), electrolyte-membrane (tengah), dan katoda
(dalam). Saluran dari cairan limbah akan dipompa melewati lapisan luar, di mana
Geobacter dapat mengikat elektron dan memindahkannya ke kutub positif,
yaitu ke dalam sirkuit, dan kemudian diteruskan ke katoda pada lapisan dalam.
yaitu ke dalam sirkuit, dan kemudian diteruskan ke katoda pada lapisan dalam.
Namun, Rittmann dan timnya masih
menemukan kendala mekanisme yang tepat memindahkan elektron ke elektroda oleh
mikroba yang masih lambat. Peneliti masih harus mengetahui bagaimana membuat
mekanisme ini lebih cepat dan menghasilkan tenaga yang lebih kuat. Sampai
sejauh ini peneliti memiliki banyak gagasan, termasuk kemungkinan faktor
voltase pada elektroda. Ini adalah salah satu pertanyaan mereka yang sedang
berusaha untuk dijawab.
Model pembangkit listrik mikroba itu dalam uji coba di
laboratorium, saat ini baru mampu mengisi baterai telefon seluler dan
kalkulator atau menyalakan satu lampu LED. Daya listrik yang dibangkitkan
memang masih terlalu kecil, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, namun sudah
memadai untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang paling mendasar di zaman
teknologi komunikasi yang semakin maju.
teknologi komunikasi yang semakin maju.
Kita harus memanfaatkan limbah menjadi salah satu produk
yang berguna. Jadi, kenapa tidak membuat proses untuk menghasilkan energi,
sebagai penghasil energi alternatif? Dengan memproduksi listrik, sel bahan
bakar dari miroba akan menjadikan limbah jauh lebih ekonomis. Sel bahan bakarmikroba
akan mengubah bentuk, dari sesuatu yang tidak berguna menjadi
sumber daya listrik yang bermanfaat. Sampah, kenapa tidak? (Kabelan Kunia, M.Si., PP Bioteknologi ITB)***
sumber daya listrik yang bermanfaat. Sampah, kenapa tidak? (Kabelan Kunia, M.Si., PP Bioteknologi ITB)***
Sumber :
http://www.alpensteel.com/article/60-108-energi-bio-fuel/1753–teknologi-pembangkit-listrik-dari-mikroba
0 komentar:
Posting Komentar