2. Kecap adalah cairan kental yang banyak mengandung protein
diperoleh dari rebusan yang telah diragikan (difermentasi ) dan di tambah
dengan gula, garam, dan bumbu-bumbu. Menurut Budi Hreronymus (1993), kecap
adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan atau tanpa penambah gula
kelapa dan bumbu. Pada proses pengolahan kecap ini menggunakan bahan dasar
kedelai. Kedelai berbiji hitam lebih disukai oleh produsen kecap karena dapat
memberi warna hitam alami pada kecap yang diproduksi.
3. Alat dan bahan Untuk membuat
Kecap Alat : Bahan :
•
Tampah • Kedelai hitam • Kompor • Panci • Kain saring • Air • Bumbu (daun
salam, kemiri, jinten ) • Botol • Garam • Sendok • Gula pasir • Basom • Gula
jawa • Pengaduk
4. Prosedur pembuatan Kecap 1) Penyortiran Menyiapkan biji kedelai
hitam yang tua. Bebas dari sisa tanaman batu, kerikil, tanah, biji kedelai
tidak luka, bebas serangan hama dan penykit, tidak memar atau rusak, kulit biji
tidak keriput. Caranya biji kedelai diletekan pada tampah kemudian di tampi. 2)
Pencucian Setelah disortir, kedelai dicuci dengan air bersih. Tujuannya agar
kotoran – kotoran yang masih melekat atau tercampur dapat hilang.
5. Prosedur pembuatan Kecap 3) Perebusan Perebusan dilakukan selama
2 jam. Caranya biji kedelai dimasukan ke dalam panci kemudian direbus dengan
kompor. Banyaknya air dalam perebusan sampai terendam atau sekitar 2,5 kali
volume bahan. Tujuannya agar mendapatkan biji kedelai yang lunak dan kulitnya
mudah dikupas. 4) Penirisan Penirisan dilakukan dengan menggunakan kalo selama
0,5 – 1 jam sampai kedelai dingin.
6. Prosedur pembuatan Kecap 5) Penjamuran Setelah kedelai dingin
dilakukan penjamuran menggunakan laru kecap dengan perbandingan 1 kg bahan
membutuhkan 1 gram laru jenis Rhizopus. Sp. 6) Penggaraman Biji kedelai yang
telah berjamur dimasukan dalam larutan garam 20 %. Maksudnya mencampur 200 gram
garam kedalam air 1 liter. Sebagai patokan untuk 1 kg bahan membutuhkan 4 liter
larutan garam 20 %.
7. Prosedur pembuatan Kecap 7.) Penyaringan I Selanjutnya dilakukn
penyaringan dengan menggunakan kalo. Hasil utamanya berupa filtrat, sedangkan
hasil sampingnya berupa ampas. 8,) Perebusan II Sebelum direbus, kedalam
filtrat ditambahkan gula kelapa yang dicairkan, bumbu-bumbu penyedap dan air
bersih. Sebagi patokan untuk 1 liter filtrat membutuhkan 2 kg gula kelapa yang
telah dicairkan atau larutkan dalam 0,5 liter air. 9) Penyaringan II
Selanjutnya dilakukan penyaringan II dengan menggunakan kain penyaring.
8. Prosedur pembuatan Kecap 10. Pembotolan Pembotolan dengan
menggunakan botol yang bersih. Kemudian cairan kecap dimasukan ke dalam botol
dan di tutup rapat.
9. Catatan : 1) Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan
banyaknya kedelai, agar tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh. 2)
Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna. Bila
tidak, jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati. 3) Bahan baku untuk pembuatan
kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji kecipir, dengan proses
pembuatan yang sama.
10. Mikroba yang terlibat dalam
pembuatan kecap
• Aspergillus sp. dan
Rhizopus sp. Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang Aspergillus sp. dan
Rhizopus sp. menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian “tempe” ini dikeringkan
dan direndam di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif
terhadap pertumbuhan mikroba.
• Zygosaccharomyces dan
Lactobacillus Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai
tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis
khamir dan bakteri tahan garam, seperti khamir Zygosaccharomyces dan bakteri
susu Lactobacillus. Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan
komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi terjadi jika kadar
garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%.
11. Faktor yang perlu dikendalikan
dalam proses pembuatan kecap:
•
Kedelai • Waktu Dalam Melakukan Fermentasi Kedelai
• Konsentrasi garam • Pengadukan dan Penjemuran
•
Pengaturan Suhu
12. Ciri ciri kecap yang tidak jadi
:
• Bau Busuk Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa hal ini
disebabkan karena produksi enzim dari kapang yang digunakan. Produksi enzim
dari kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu lamanya
fermentasi atau waktu inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi
pembentukan spora kapang yang berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya
cita rasa yang tidak diinginkan.
• Tidak Terbentuk Cita Rasa Khas
Kecap Hal ini terjadi jika fermentasi kapang berlangsung terlalu cepat,
akibatnya enzim yang dihasilkan oleh kapang akan berkurang dan
komponen-komponen pembentuk citarasa pada kecap tidak akan terbentuk
Sumber : http://www.slideshare.net
0 komentar:
Posting Komentar