Microbio-Lab
Jual Aneka Mikroba Untuk Industri
Jual Aneka Mikroba Untuk Industri
087738104905
Mikroba adalah organisme yang sangat kecil yang tidak dapat
dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk
dapat melihatnya seperti mikroskop, lup, atau alat canggih lainnya. Mikroba
berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang,
walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Beberapa mikroorganisme
yang dikenal meliputi jenis bakteri, jamur (kapang) dan khamir. Mikroba ada
yang menguntungkan ada yang merugikan dan banyak kita jumpai di sekeliling
kita. Mikroba banyak terdapat di udara yang kita hirup, makanan atau minuman
yang tercemar (terkontaminasi), di permukaan kulit, mulut, hidung dan setiap
lubang pada tubuh, serta pada saluran pernafasan dan pencernaan.
Sebagian mikroba dari jenis jenis bakteri dan jamur memiliki
peran penting dalam proses pengolahan bahan pangan. Mikroba ini mempunyai
peranan dalam proses fermentasi sehingga menghasilkan produk olahan makanan dan
minuman. Beberapa peranan mikroba pada pangan yang menguntungkan terdapat pada
proses pembuatan tempe, oncom, ragi roti, tape, terasi, yoghurt, tauco, kecap,
dan keju. Mikroba perusak makanan adalah mikroba yang mengakibatkan kerusakan
pangan seperti menimbulkan bau busuk, lendir, asam, perubahan warna,
pembentukan gas dan perubahan lain yang tidak diinginkan. Bakteri dan jamur
(kapang dan khamir) merupakan jenis mikroba pangan yang bermanfaat dalam proses
pembuatan makanan dan minuman, terbukti dengan adanya produk olahan pangan yang
sangat diminati.
Ada dua jenis mikroba dilihat dari manfaatnya, yaitu mikroba
baik dan mikroba yang merugikan bagi kehidupan manusia. Berikut diuraikan
mikroba yang menguntungkan dan merugikan.
A. Mikroba yang menguntungkan
Mikroba yang baik bagi manusia diantaranya adalah mikroba
pangan yang membantu manusia pada proses pembuatan makanan dan minuman. Peranan
mikroba dalam pembuatan berbagai makanan fermentasi sebagai pengawet sumber
makanan tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan. Bakteri laktat (lactobacillus)
merupakan kelompok mikroba dengan habitat dan lingkungan hidup sangat luas,
baik di perairan (air tawar ataupun laut), tanah, lumpur, maupun batuan. Di
beberapa kawasan Indonesia, tanpa disadari makanan hasil fermentasi laktat
telah lama menjadi bagian di dalam menu makanan sehari-hari. Yang paling
terkenal adalah asinan sayuran dan buah-buahan. Selama pembuatan kecap, tauco,
serta terasi, bakteri laktat banyak dilibatkan. Bekasam atau bekacem dari
Sumatera bagian Selatan, yaitu ikan awetan yang difermentasi dengan bantuan
bakteri laktat, bukan saja merupakan makanan tradisional yang digemari, tetapi
juga menjadi contoh pengawetan secara biologis yang luas penggunaannya.
Fermentasi dengan menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan akan menyebabkan
nilai pH pangan turun di bawah 5,0 sehingga dapat menghambat pertumbuhan
bakteri fekal yaitu sejenis bakteri yang jika dikonsumsi akan menyebabkan
muntah-muntah, diare, atau muntaber.
Berikut ini adalah beberapa jenis mikroba yang dimanfaatkan
dalam teknologi pangan antara lain adalah:
a. Bakteri
Bakteri dimanfaatkan pada pembuatan makanan dan minuman
melalui proses fermentasi/pemeraman. Jenis-jenis bakteri fermentasi adalah:
a.1. Lactobacillus
Bakteri ini dikenal juga dengan nama bakteri laktat terdiri
dari delapan jenis yang mempunyai manfaat berbeda-beda. Diantara jenis bakteri
lactobacillus yang paling dikenal adalah Lactobacillus bulgaricus dan
Lactobacillus sp. Lactobacillus bulgaricus merupakan salah satu bakteri yang
berperan penting dalam pembuatan yoghurt. Yoghurt merupakan hasil olahan
fermentasi dari susu. Bakteri ini hidup di dalam susu dan mengeluarkan asam
laktat yang dapat mengawetkan susu dan mengurai gula susu sehingga orang yang
tidak tahan dengan susu murni dapat mengonsumsi yoghurt tanpa khawatir akan
menimbulkan masalah kesehatan.
Sedangkan Lactobacillus sp. biasanya digunakan untuk
pembuatan terasi. Terasi biasanya terbuat dari udang kecil (rebon), ikan kecil
ataupun teri. Proses pembuatan terasi dilakukan secara fermentasi. Rebon yang
telah kering ditumbuk dan dicampur dengan bahan lain kemudian diperam selama
3-4 minggu. Selama fermentasi, protein diekstrak menjadi turunan-turunanya
seperti pepton, peptida dan asam amino. Fermentasi juga menghasilkan amonia
yang menyebabkan terasi berbau merangsang.
Ada beberapa jenis lactobacillus yang juga berperan dalam
pembuatan kefir. Bakteri yang berperan antara lain: Lactocococcus lactis,
Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus kefir, Lactobacillus kefirgranum,
Lactobacillus parakefir. Semua bakteri tadi merupakan bibit kefir dan berfungsi
sebagai penghasil asam laktat dari laktosa. Sedangkan Lactobacillus
kefiranofaciens berperan sebagai pembentuk lendir (matriks butiran kefir).
a.2. Streptococcus
Jenis bakteri streptococcus yang biasanya digunakan dalam
makanan adalah Streptococcus lactis. Bakteri ini berperan dalam pembuatan
mentega, keju dan yoghurt. Pada pembuatan yoghurt, bakteri streptococcus
bekerjasama dengan bakteri lactobacillus. Bakteri lactobacillus berperan dalam
pembentukan aroma yoghurt, sedangkan bakteri Streptococcus lactis berperan
dalam pembentukan rasa yoghurt.
Pada pembuatan mentega dan keju, bakteri Streptococcus
lactis diperlukan untuk menghasilkan asam laktat. Pada pembuatan keju, asam
laktat dapat menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu. Gumpalan ini
kemudian dipadatkan dan diberi garam. Garam berfungsi untuk mempercepat proses
pengeringan, penambah rasa dan pengawet. keju diperam untuk dimatangkan selama
sekitar 4 minggu. Selama proses pemeraman inilah, citarasa dan tekstur dari
keju terbentuk. a.3. Pediococcus cerevisiae
Bakteri Pediococcus sp. digunakan dalam pembuatan sosis.
Tidak semua sosis dibuat melalui proses fermentasi. Sosis fermentasi dikenal
dengan istilah dry sausage atau semi dry sausage. Contoh sosis jenis ini antara
lain adalah Salami Sausage, Papperson Sausage, Genoa Sausage, Thurringer
Sausage, Cervelat SausageChauzer Sausage. dan
a.4. Acetobacter
Jenis acetobacter yang terkenal perannya dalam pengolahan
makanan adalah Acetobacter xylinum yang berperan dalam pembuatan nata de coco.
Bakteri ini disebut juga dengan bibit nata. Bakteri akan membentuk serat nata
jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah asam. Dalam kondisi tersebut,
bakteri akan menghasilkan enzim yang dapat membentuk zat gula menjadi serat
atau selulosa. Dari jutaan bakteri yang tumbuh pada air kelapa tersebut akan
dihasilkan jutaan benang-benang selulosa yang akan memadat dan menjadi
lembaran-lembaran putih yang disebut nata.
b. Mikroba jenis fungi
b.1. Jamur Rhyzopus oryzae
Jamur ini sangat berperan dalam pembuatan tempe. Tempe
sendiri dapat dibuat dari kacang kedelai maupun bahan nabati lain yang
berprotein. Pada tempe berbahan kedelai, jamur selain berfungsi untuk mengikat
atau menyatukan biji kedelai juga menghasilkan berbagai enzim yang dapat
meningkatkan nilai cerna saat dikonsumsi.
b.2. Neurospora sitophila
Jamur ini berperan dalam pembuatan oncom. Oncom dapat dibuat
dari kacang tanah yang ditambahkan dengan bahan makanan lain seperti bungkil
tahu. Bahan-bahan tersebut dapat menjadi oncom dengan bantuan jamur oncom.
Proses yang terjadi dalam pembuatan oncom hampir sama dengan pembuatan tempe.
b.3. Aspergillus wentii dan Aspergillus oryzae
Jamur-jamur ini berperan dalam pembuatan kecap dan tauco.
Kecap atau tauco dibuat dari kacang kedelai. Proses pembuatannya mengalami dua
tahap fermentasi. Proses fermentasi pertama, yaitu adanya peran jamur
Aspergillus wentii dan Aspergillus oryzae. Protein akan diubah menjadi bentuk
protein terlarut, peptida, pepton dan asam-asam amino, sedangkan karbohidrat
diubah oleh aktivitas enzim amilolitik menjadi gula reduksi. Proses fermentasi
kedua menghasilkan kecap atau tauco yang merupakan aktivitas bateri
Lactobacillus sp. Gula yang dihasilkan pada Kecap proses fermentasi diubah menjadi
komponen asam amino yang menghasilkan rasa dan aroma khas kecap.
b.4. Saccharomyces cerevisiae
Jamur ini dimanfaatkan untuk pembuatan tape, roti dan
minuman beralkohol dengan cara fermentasi. Tape dibuat dari singkong atau beras
ketan. Dalam pembuatan tape, mikroba berperan untuk mengubah pati menjadi gula
sehingga pada awal fermentasi tape berasa manis. Selain Saccharomyces
cerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini terlibat pula mikrorganisme
lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera. Kedua
mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi Tape gula
sederhana (glukosa). Adanya gula menyebabkan mikroba yang menggunakan sumber
karbon gula mampu tumbuh dan menghasilkan alkohol. Keberadaan alkohol juga
memacu tumbuhnya bakteri pengoksidasi alkohol yaitu Acetobacter aceti yang
mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebabkan rasa masam pada tape yang
dihasilkan.
Pada pembuatan roti, fermentasi berfungsi menambah cita
rasa, mengembangkan adonan roti dan membuat roti berpori. Hal ini disebabkan
oleh gas CO2 yang merupakan hasil fermentasi. Roti yang dibuat menggunakan ragi
memerlukan waktu fermentasi sebelum dilakukan pemanggangan. Pembuat roti harus
menyimpan adonan di tempat yang hangat dan agak lembab. Keadaan lingkungan
tersebut dapat memungkinkan ragi untuk berkembang biak, memproduksi karbon
dioksida secara terus menerus selama proses fermentasi.
B. Mikroba yang merugikan
Mikroba perusak pangan adalah mikroba yang mengakibatkan
kerusakan pada pangan seperti menimbulkan bau busuk, lendir, asam, perubahan
warna, pembentukan gas dan perubahan lain yang tidak diinginkan. Ciri makanan
biasanya basi atau rusak yang tampak pada kenampakan/tekstur bahan makanan dan
minuman. Berikut adalah bakteri perusak makanan yang beracun dan berbahaya bagi
kesehatan:
• Clostridium botulinin, penyebab racun botulinin yang
terdapat pada makanan kaleng
• Pseudomonas cocovenenans, asam bongkrek pada tempe dan
oncom
• Leuconostoc mesenteroides, terdapat pada makanan yang
sudah berlendir
0 komentar:
Posting Komentar