Jual Bibit Bakteri Acetobacter xylinum
Ragi Tempe, Ragi Kecap, dan aneka jenis mikrobia lainnya
Plastik Kemasan, dan alat kemasan
Ragi Tempe, Ragi Kecap, dan aneka jenis mikrobia lainnya
Plastik Kemasan, dan alat kemasan
Telp :087738104905
Limbah cair produk olahan kedelai difermentasi dengan menggunakan
bakteri Acetobacter xylinum sehingga dihasilkan produk nata de soya.
Pemanfaatan air limbah industri tahu-tempe sebagai produk pangan
memberikan manfaat yang besar bagi pengusaha industri tahu-tempe, baik
nilai ekonomis maupun manfaat dalam upaya penanganan limbah. Pengolahan
limbah cair tahu-tempe menjadi nata de soya merupakan solusi yang tepat
untuk mengatasi masalah pencemaran. Oleh karena itu, pengembangan usaha
nata de soya perlu digalakan guna mengatasi pencemaran lingkungan di
wilayah pemukiman sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.
Limbah cair industri tahu dan tempe mengandung protein dan karbohidrat
yang cukup tinggi, kandungan protein dan karbohidrat dalam limbah cair
tahu dan tempe tersebut dapat menjadi media hidup yang sangat baik bagi
bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini mengubah karbohidrat dan
protein dalam limbah cair tahu-tempe menjadi serat selulosa dengan
tekstur yang kenyal. Limbah air tahu (whey tahu) dan limbah cair tempe
selain mengandung protein juga mengandung vitamin B terlarut dalam air,
lestin dan oligosakarida. Berdasarkan kandungan unsur kimiawinya.
Limbah cair tahu-tempe menjadi salah satu aliterernatif bahan baku untuk
pembuatan produk nata. Nata berbahan baku limbah kedelai memiliki
karakteristik produk yang secara kenampakan sedikit kekuningan, cita
rasa yang khas kedelai, kenyal namun lebih mudah putus dibandingkan
dengan nata de coco lebih ulet, dan kandungan seratnya cukup tinggi.
Prospek Pasar Nata De Soya
Nata de soya memiliki tekstur yang cukup baik, tidak kalah dengan nata
de coco. Kadar seratnya yang cukup tinggi dan memiliki cita rasa yang
nikmat sebagai bahan baku minuman instan sehingga nata de soya mampu
bersaing dengan nata de coco. Sebagaimana kita ketahui bahwa pasar nata
de coco sebagai produk pangan yaitu minuman kemasan dan aneka produk
olahan lainnya sangat tinggi baik pasar domestik maupun pasar luar
negeri. Permintaan bahan nata oleh pabrik minuman kemasan sangat tinggi
per hari mencapai ratusan ton bahan mentah nata berupa lembaran atau
potongan. Kebutuhan produk nata yang sangat tinggi tersebut, menjadi
peluang bisnis bagi para petani nata untuk bermitra dengan perusahaan
besar yang ada di tanah air. Selain sebagai produk pangan, di negara
maju seperti Jepang, saat ini nata telah dikembangkan sebagai produk
non-pangan yaitu bahan baku elektronik dan komposit baja ringan.
Melihat potensinya yang sangat besar tersebut Indonesia memiliki peluang
yang sangat besar untuk mengolah aneka limbah pangan menjadi produk
nata. Saat ini, di pasaran sudah familier produk nata dari bahan air
kelapa (nata de coco), limbah cair olahan kedelai (nata de soya), umbi
singkong atau limbah cair pengolahan industri singkong (nata de
cassava). Masing-masing produk nata dari bahan baku baku yang berbeda
tersebut memiliki aroma khas, tekstur dan tampilan yang sedikit berbeda.
Namun, secara umumnya memiliki prospek pasar yang sama besar, meskipun
saat ini produk nata de coco lebih familier dan permintaanya paling
tinggi.
Proses Produksi Nata De Soya
Limbah cair industri tahu-tempe yang telah didiamkan kurang lebih 2-3
hari (agar pH turun 3-4 sehingga asam), disaring dengan kain kasa agar
kotoran-kotoran dan partikel kasar dapat dipisahkan, kemudian direbus
dengan panci dengan tungku berbahan bakar kayu, setelah mendidih
ditambahkan ZA 80 gram, gula pasir 100 gram, asam cuka 120 ml untuk
media 50 liter limbah cair tahu atau tempe, diaduk-aduk kurang lebih
10-15 menit kemudian dituangkan kedalam nampan yang sudah disiapkan
dengan penutup koran yang telah diikat dengan karet ban. Susun nampan
yang telah diisi media larutan tersebut pada rak. Nampan dapat disusun
bertingkat 5-10 nampan dengan bersilangan. Setalah dingin kurang lebih
5-7 jam, media larutan dalam nampan tersebut diinokulasi dengan
menggunakan bakteri Acetobacter xylnum kurang lebih 10% dari media
larutan dalam nampan. Proses fermentasi akan berlangsung 8 – 10 hari.
Lakukan pemanenan. Tampung nata de soya hasil panen dalam drum plastik
yang diisi dengan air. Penyimpanan akan dapat bertahan lama apabila
selalu diganti dengan air.
Lebih Jelasnya Ada Di Buku “Mengolah Limbah Menjadi Rupiah: Industri
Nata De Coco, Nata De Cassava, Nata De Soya” penerbit Andi Offset
Selamat Mencoba, dan berwirausaha….Anda Bisa!!!
0 komentar:
Posting Komentar