Microbio-Lab
Jual Aneka Isolat Mikroba Untuk Riset dan Industri
Telp : 089630561325
OPTIMALISASI PRODUKSI MINYAK KELAPA DENGAN PROSES FERMENTASI OLEH CANDIDA UTILIS DAN SACCHAROMYCES ELLIPSOIDES LACTOBACILLUS BULGARICUS L CASEI
Minyak kelapa berasal dan daging
buah kelapa ( Cocos nucifera 1), yang dapat diproses secara kering dan secara
basalt Proses pernbuatan minyak secara kering dilakukan dengan membuat kopra
kemudian dikempa untuk menghasilkan minyak, Proses pembuatan kelapa secara
basah dikelompoklcan menjadi 2 cara yaitu proses ekstraksi dan proses
fermentasi.(Murdiati, 1988) Proses pembuatan minyak kelapa dengan cara
fermentasi, akan memberikan beberapa kemudahan antara lain, tidak boros energi,
waktu proses lebih cepat, produksi dalam skala besar akan sangat menguntungkan.
Proses fermentasi dapat dilakukan dengan bantuan ragi misalnya campuran antara
candida utilis dan saccaromyces ellipsoides, atau secara praktis dengan
menggunakan ragi tape, dengan bantuan bakteri asam laktat :Lactobacillus
bulgaricus I easel, atau secara praktis dapat digunakan air nira yang telah
diasamkan dan dapat pula menggunakan enzim protease sebagai pengurai protein
yang terdapat dalam santan kelapa atau secara praktis dapat digunakan isi tubuh
kepiting darat (keuyeup atau yuyu ) (14.Linus„ 1998).
PERUMUSAN MASALAH Produksi minyak
kelapa dengan proses fermentasi, merupakan pengganti proses pembuatan minyak
kelapa dengan menggunakan panas yang boros energi, dan karena jumlah energi
yang tidak terkendali dengan baik menyebabkan mutu minyak kelapa akan turun.
Proses fermentasi dapat menghasilkan minyak dengan kualitas yang konstan setiap
saat, hanya dengan mengatur perbandingan bahan baku dengan ragi atau enzim yang
dipergunakan, dan teknologi fermentasi ini dapat dilaksanakan di pedesaan
Keberhasilan produksi minyak kelapa secara kuantitatif dan kualitatif dengan
cara fermentasi ditentukan oleh perbandingan antara santan kelapa dan jumlah
ragi atau bakteri atau enzim yang dipergunakan, serta kondisi operasi
fermentasi. Untuk maksud tersebut perlu diadakan penelitian tentang fermentasi
kelapa menjadi minyak, dengan ragi ( candida utilis dan saccaromyces
ellipsoides , dengan balcteri lactobacillus bulgaricus 1actobacillus casei,
serta enzim protease. Penentuan kualitas minyak kelapa Minyak kelapa
kualitasnya ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : angka iod, angka asam
lemak bebas, angka peroksida, dan kadar air Angka iod mencenninkan ketidak
jenuhan asam lemak penyusun minyak, makin tinggi angka iod makin banyak ikatan
rangkapnya, hal ini memacu laju oksidasi, sehingga minyak cepat menjadi tengik
Minyak dengan angka iod tinggi apabila dikonsumsi akan memacu pembentukan
kolesterol ( (Tranggono, 1988) Angka again yang besar menunjukkan asam lemak
bebas yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak atau karena proses
pengolahan yang kurang baik, makin tinggi angka asam, makin rendah
kualitasnya.(Slamet, 1989) Angka peroksida berfungsi untuk menguji kerusaknn
minyak karena oksidasi, atau autooksidasi, yang menyebabkan minyak menjadi
tengik (rancid), sehingga menyebabkan aroma dan rasa yang tidak dikehendaki..
Makin tinggi angka peroksida makin rendah kualitasnya.(Slamet, 1989) Rancangan
percobaan yang digunakan adalab rancangan acak lengkap berblok. Surnber variasi
adalah perbandingan substrat dan katalisator Dari pengamatan yang telah
dilakukan biokatalisator yang efektif berturut-turut adalah kepiting,
R.oligosporus, L.bulgaricus, S.cereviceae dan. C.utilis dengan menggunakan
perbandingan antara substrat dan inokulum tetap didapatkan basil paling optimum
adalah dengan perbandingan 3:1. Efisiensi yang diperoleh dengan biokatalisator
diatas berturut-turut : 76,45%, 56%, 41,3%, 26,68% dan 20,38% Pengujian angka
peroksida sampai urnur simpan satu minggu besamya 3,3-3,7, angka asam 0,017 dan
angka iod 8,1 , basil ini mernenuhi standar untuk minyak makan.
Sumber : http://eprints.undip.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar