Oleh: Kiki Haetami, SPt., MP., Dr. Ir. Abun, MP. dan Yuniar
Mulyani, SP., MSi.
Pertumbuhan Ikan Nila Merah sangat bergantung dari kualitas ransum
dan sistem saluran pencernaan. Ikan Nila Merah termasuk ikan omnivora dengan
organ pencernaan yang lengkap sebagai tempat hidupnya ekosistem a biotik dan
biotik berupa mikroflora yang hidup di sekelilingnya. Kinerja mikroflora dapat
ditingkatkan melalui penambahan mikroflora eksogen sebagai imbuhan pakan (feed
suplement) untuk membantu meningkatkan daya cerna dan efisiensi pakan. Hal
tersebut perlu dipertimbangkan, karena probiotik menghasilkan komposisi zat
makanan yang lebih sederhana (asam amino, asam lemak, gula-gula sederhana,
vitamin dan mineral organik). Probiotik yang akan diujikan terdiri dari bakteri
(Bacillus licheniformis), kapang (Aspergillus niger), dan ragi/yeast
(Saccharomyces cerevisiae), serta campurannya. Untuk mendapatkan produk imbuhan
pakan yang berkualitas, dilakukan optimasi terhadap kondisi bioproses probiotik
(suhu bioproses, dosis inokulum, dan waktu bioproses). Selanjutnya untuk
melihat kualitas dan nilai manfaat produk imbuhan pakan, dilakukan pengukuran
terhadap nilai kecernaannya.
Penelitian telah dilakukan di
Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unpad dan
Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak,
Universitas Padjadjaran, Jatinangor-Sumedang selama delapan bulan, yaitu dari
Bulan April sampai dengan November 2008. Tujuan penelitian adalah untuk
memperoleh tahapan kondisi dari masing-masing proses (suhu proses, dosis
mikroba, waktu) pada pembuatan probiotik BAS. Produk probiotik dijadikan feed
suplement dalam pakan ikan nila merah. Untuk melihat nilai manfaat, feed
suplement ditambahkan ke dalam pakan, dan diukur nilai kecernaannya. Percobaan
dilakukan secara eksperimen di laboratorium dalam dua tahap. Tahap pertama,
menggunakan rancangan tersarang (3X3) yang diulang 3 kali. Tahap kedua
menggunakan rancangan acak lengkap, terdiri atas 8 perlakuan ransum dan diulang
4 kali. Peubah yang diamati pada tahap pertama: kandungan protein, serat kasar,
lemak kasar, kalsium dan fosfor produk probiotik BAS; tahap kedua: kecernaan bahan
kering dan protein. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan
perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji jarak berganda Duncan. Kesimpulan
yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan adalah: Kondisi bioproses
terbaik pada Studi pembuatan Probiotik BAS untuk Bacillus licheniformis pada
dosis 2% dengan suhu 45 0C, dan lama fermentasi 2 hari , sedangkan Aspergillus
niger pada dosis 2% dengan suhu 35 0C, dan lama fermentasi 2 hari, dan
Saccharomyces cerevisiae pada dosis 2% dengan suhu 35 0C, dan lama fermentasi 2
hari; karena menghasilkan kandungan gizi (protein, serat, lemak dan mineral)
produk terbaik. Produk Probiotik BAS dijadikan sebagai feed suplement dalam
pakan ikan. Penggunaan feed suplement campuran ketiga jenis mikroba tersebut
pada tingkat 4,5% dalam ransum, menghasilkan nilai kecernaan yang terbaik pada
ikan. Nilai kecernaan bahan kering, dan protein kasar Probiotik BAS,
berturut-turut sebesar 76,07%, dan 75,28%.
Terima kasih atas informasinya,sangat membantu dalam menambah wawasan saya.
BalasHapus